06 September 2008

..."Belajar Lawan Kata"...

Kelas yang tadi ribut-ribut tanpa guru, kini menjadi sunyi. Guru Bahasa Indonesia yang paling ditakuti dan disegani oleh semua murid telah masuk ke dalam kelas. Wajahnya garang seperti harimau kelaparan. Murid-murid: Selamat pagi, Bu Guru!
Bu Guru (dengan suara melengking): Mengapa bilang selamat pagi
saja? Kalau begitu siang, sore dan malam kalian mendoakan saya tidak selamat ya?
Murid-murid: Selamat pagi, siang dan sore Bu Guru.....
Bu guru: Kenapa panjang sekali? Tidak pernah orang mengucapkan selamat
seperti itu! Katakan saja selamat sejahtera, bukankah lebih bagus didengar dan penuh makna? Lagipula ucapan ini meliputi semua masa dan keadaan.
Murid-murid: Selamat sejahtera Bu Guru!
Bu guru: Sama-sama, duduk! Dengar baik-baik. Hari ini Bu Guru akan menguji kalian semua tentang lawanan kata atau antonim kata. Kalau Bu Guru sebutkan perkataannya, kalian semua harus cepat menjawabnya dengan lawan katanya, mengerti?
Murid-murid: Mengerti Bu Guru...
Guru: Pandai!
Murid-murid: Bodoh!
Guru: Tinggi!
Murid-murid: Rendah!
Guru: Jauh!
Murid-murid: Dekat!
Guru: Berjaya!
Murid-murid: Menang!
Guru: Salah itu!
Murid-murid: Betul ini!
Guru (geram): Bodoh!
Murid-murid: Pandai!
Guru: Bukan!
Murid-murid: Ya!
Guru (mulai pusing): Oh Tuhan!
Murid-murid: Oh Hamba!
Guru: Dengar ini...
Murid-murid: Dengar itu...
Guru: Diam!!!!!
Murid-murid: Ribut!!!!!
Guru: Itu bukan pertanyaan, bodoh!!!
Murid-murid: Ini adalah jawaban, pandai!!!
Guru: Mati aku!
Murid-murid: Hidup kami!
Guru: Saya rotan baru tau rasa!!
Murid-murid: Kita akar lama tak tau rasa!!
Guru: Malas aku ngajar kalian!
Murid-murid: Rajin kami belajar bu guru...
Guru: Kalian gila semua!!!
Murid-murid: Kami waras sebagian!
Guru: Cukup! Cukup!
Murid-murid: Kurang! Kurang!
Guru: Sudah! Sudah!
Murid-murid : Belum! Belum!
Guru: Mengapa kamu semua bodoh sekali?
Murid-murid: Sebab saya seorang pandai!
Guru: Oh! Melawan, ya??!!
Murid-murid: Oh! Mengalah, tidak??!!
Guru: Kurang ajar!
Murid-murid: Cukup ajar!
Guru: Habis aku!
Murid-murid: Kekal kamu!
Guru (putus asa): O.K. Pelajaran sudah habis!
Murid-murid: K.O. Pelajaran belum mulai!
Guru: Sudah, bodoh!
Murid-murid: Belum, pandai!
Guru: Berdiri!
Murid-murid: Duduk!
Guru: Bego kalian ini!
Murid-murid: Cerdik kami itu!
Guru: Rusak!
Murid-murid: Baik!
Guru (stres): Kamu semua ditahan siang hari ini!!!
Murid-murid: Kami sebagian dilepaskan tengah malam itu!!
Guru (stres): 66666
Murid-murid: 99999
Guru (stres): !!!!!
Murid-murid: ????? (KapanLagi.com/rit)

Pengemudi yang bodoh...

Suatu hari Budi dalam perjalanan pulang dengan mengendarai sebuah mobil. Saat itu malam hari dan hujan turun dengan lebat. Sial bagi Budi lampu depan mobilnya mati. Karena tidak ada penerangan yang cukup, Budi mengikuti lampu belakang mobil di depannya. Tiba-tiba mobil yang diikuti Budi berhenti mendadak dan mengakibatkan Budi menabraknya.

Budi: "Ini bukan salah saya, salah anda yang berhenti mendadak!!!" (sambil menantang)

Supir: "Itu jelas salahmu..!"

Budi: "Kok bisa, jelas2 anda yang berhenti mendadak..!!!" (masih dengan nada menantang)

Supir: "Kau kira ini di mana??? Di sini kan garasi rumahku bodoh!!!!"

28 Agustus 2008

Uhh,, Dasar...!!

Begini deh kalo mahasiswi yang jarang kuliah,, ribet banget rasanya.
Skarang lagi ujian,, Belum PKL, kerjaan bukan cuma ditempat kerja tp dirumah juga NUMPUK buangget..!
Tp sKarang udh bebas(ujiannya) cOz hari nieh hari tRakhir uzian... Libur 1 minggu, tinggal misi yang satu,, PKL..!! yupz aku lom PKL.. :) Uuuhh Dasar,,kapan slesenya ya..?? aKu dah cape,, pengen libur dulu tapiiiii gimana ya..?!
Bentar lagi puasa,,,
iya..!! puasa........!!

iya puasa...?!
Hmmmm,, puasa bulan ini mudah2an lancarrr..
ga da halangan.. Amiin...
Buat temen2 atau pun sapa aja yg knal ama aku,,
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1429 H..

Mohon Maaf Lahir dan Bathin....




17 Agustus 2008

Hari Kemerdekaan

Huaaahh, jadi inget yang dikampuz.. Tadi siang ada acara apa ya??? Soal pawai jadi ga ya???
Huhuhu.. akyu tak dateng k KapmuZ buat ikut memperingati Hari Kemerdekaan..
Mahasiswi apa akyu ini..? (Ya Mahasiswi ROSMA lah,, kaan kul nya di situ..) yang tak ikut memperingati hari kemerdekaan bangsa sendiri..
Boro-boro ikut, wong akyu baru inget skarang kalo 17 agustus itu Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia.. Apa kata dunia??? he he he, yang jelas mah dunia tak berkata apa-apa tuch..! emang sapa akyu?? orang terkenal juga bukan..
Ngantuk euy.. Tp udah aga baikan stelah minum mie pedas,, eh salah..!! makan mie pedas maksudnya. hihihi udah puyeng akyu..
BTW gmn soal PKL aku ya..?
Orang lain mah udah pada bikin laporan, nih mah belum PKL-PKL juga... MaleZzzz buanget..
Mending kalo PKL nya digaji mah (Gaji yang lebih gede dari pada tempat kerja aku skarang) 'Mimpi x yeee', nih mah nggak digaji.. hiks hiks hiks..
Udah dulu ah, mo Noonk dulu...
Wakakakakak

Daftar Yuwie

Hai hai hai...
Lama tak jumpo sama ambo diblogs ini, hehehe [sok padang banget deh..! =) ],,soalnya akyu lg sibuk sama Yuwie barukyu...
Siapa Yuwie..???
Itu lho, situs baru (buat kyu) yang kira2 sama kaya friendster tp bisa ngblog juga.. dapet money juga katanya..
Jadii, kalo kita beraktivitas sama halnya kita posting diblogspot ataw add friends di friendster kita dapet bayarannya (katanya,,) beda halnya dengan blog ataw friendster, kita ga dibayar apa2..
Tapiii, akyu juga masih puyeng yeng yeng euy buat ngejalanin aktivitas di Yuwie tsb..!
kalo penasaran, liat aja di : http://r.yuwie.com/caties/
oche deh...
tHank's buanget bagi anda2 yang udah mau mampir di my Yuwie...

17 Juni 2008

".....Kucing....."

Anda tau hewan kucing..? Coba sebutkan,,seperti apa sich ciri2 kucing itu..???
===> "Kamu Benar"<=== ..



Semua orang tau kalo kucing itu hewan berbulu yang cantik, punya ekor yang panjang /pendek dan punya suara "meooong".. Cuantik kann...? He he he..
  • Apa yang akan kamu lakukan jikalau menemukan seekor anak kucing dijalanan...?
  1. Dicuekin...
  2. Disapa... (kebiasaankuw itu mah, he he he)
  3. Dibawa pulang buat dipelihara..
  • Apa yang pertama kamu lakukan jika kucing tadi sudah dibawa kerumah...?
  1. Dibiarin aja.. (Teganya dikau... )
  2. Dikasih makan trus disuruh pergi..
  3. Dikasih makan & rawat untuk jadi hewan peliharaan...
Kamu tau gimana harusnya merawat kucing biar selau sehat, bersih dan makiiiin cuantik tentunya...
  • Kalo kucingnya masih baby, ya... seperti kebanyakan baby-baby lainnya pasti perlu "milk"..


<==== "Kucingnya lagi minum cucu"



  • Dimandiin biar bersih...

<==== "kucing yang sudah biasa mandi suka diem kalo dimandiin"...




  • Jangan digangguin kalo kucing lagi tidur,, kita juga kalo tidur pastinya ga mau diganggu kan..? Kalo aku c paling seneng tidurku diganggu ama kucing tersayangku...
  • Ajak dia main,,jangan dicuekin...
Gitu teman2...
Udah dulu ya postingnya,, Bubay dulu...

==== Salam Kucing ====
^Meong^

21 April 2008

MoEmie kOecHiinG Laghie... :)

Tak seorang pun tahu kapan kucing ini mulai bercokol di bumi. Tapi, peneliti dunia masa silam percaya, nenek moyang kucing adalah Miacis. Binatang liar yang sosoknya mirip musang yang hidup pada masa Eocene, kira-kira 50.000.000 tahun silam. Selain itu Kucing pernah dilindungi oleh Undang-Undang. Pada tahun 1.800-an ditemukan suatu kuburan atau tepatnya "situs" berisikan 300.000 mumi kucing dimana semuanya masih utuh menandakan dahulu kucing memang suatu hewan yang spesial. Akhir

Catatan paling awal tentang usaha domestikasi kucing adalah sekitar tahun 4000 SM di Mesir, ketika kucing digunakan untuk menjaga toko bahan pangan dari serangan tikus. Namun, baru-baru ini dalam sebuah makan di Shillourokambos, Siprus, bertahun 7500 SM, ditemukan kerangka kucing yang dikuburkan bersama manusia. Karena tikus bukanlah hewan asli Siprus, hal ini menunjukkan bahwa paling tidak pada saat itu, telah terjadi usaha domestikasi kucing. Kerangka kucing yang ditemukan di Siprus ini mirip dengan spesies kucing liar yang merupakan nenek moyang kucing rumahan saat ini. [1] [2].
Sebuah topeng perunggu digunakan dalam pemakaman mumi kucing di Mesir kuno.
Sebuah topeng perunggu digunakan dalam pemakaman mumi kucing di Mesir kuno.

Orang Mesir kuno menganggap kucing sebagai penjelmaan dewi Bast, juga dikenal sebagai Bastet atau Thet. Hukuman untuk membunuh kucing adalah mati, dan jika ada kucing yang mati kadang dimumikan seperti halnya manusia.

Di abad pertengahan, kucing sering dianggap berasosiasi dengan penyihir dan sering dibunuh dengan dibakar atau dilempar dari tempat tinggi. Beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa takhyul seperti inilah yang menyebabkan wabah Black Death menyebar dengan cepat. Black Death diperkirakan merupakan sebuah wabah penyakit pes di Eropa pada abad ke-14. Cepatnya penyebaran wabah ini menyebabkan banyak orang waktu itu percaya bahwa setanlah yang menyebabkan penyakit tersebut. Pernyataan Paus yang menyebutkan bahwa kucing, yang berkeliaran dengan bebas, telah bersekutu dengan setan. Karena pernyataan ini, banyak kucing dibunuh di Eropa pada saat itu. Penurunan jumlah populasi kucing menyebabkan meningkatnya jumlah tikus, hewan pembawa penyakit pes yang sesungguhnya.

Saat ini, orang masih percaya bahwa kucing hitam adalah pembawa sial sementara ada yang percaya bahwa kucing hitam justru membawa keberuntungan. Kucing juga masih diasosiasikan dengan sihir. Kucing hitam sering diasosiasikan dengan Halloween. Penganut wicca dan neopaganisme yang lain mempercayai bahwa kucing sebenarnya baik, mampu berhubungan dengan dunia lain, dan dapat merasakan adanya roh jahat.

Di Asia, kucing termasuk ke dalam salah satu zodiak Vietnam. Namun kucing tidak termasuk ke dalam zodiak Tionghoa. Menurut legenda, ketika Raja Langit mengadakan pesta untuk hewan yang akan dipilih menjadi zodiak, ia mengutus tikus untuk mengundang hewan-hewan yang telah dipilihnya. Bagian cerita ini dikisahkan dalam berbagai versi, tikus lupa untuk mengundang kucing, tikus menipu kucing mengenai hari pesta, dan berbagai variasi lainnya. Pada akhirnya kucing tidak hadir dalam pesta itu, tidak terpilih menjadi hewan zodiak, sehingga memiliki dendam kesumat pada tikus.

20 April 2008

Eeeiiitch... Mumi kOecHinG jG aDa Lho....


Suara binatang itu universal, hanya di telinga manusia terdengar berbeda.
Suara kucing itu salah satu contohnya. Di telinga Indonesia terdengar 'meong'.
Di telinga orang bule 'miauw'. Sama halnya letusan pistol di telinga Melayu
dituliskan 'dor' dan di telinga bule berbahasa Inggris tertulis 'bang'.

Saya sendiri kaget tahu 'miauw' itu berakar dari bahasa Kibti, bahasa Mesir
kuno sarana komunikasi para pharaoh. Bahasa Kibti punya abjad Hieroglyph.
Hieroglyph ini semata-mata sebutan, apa nama aslinya sejarawan pun tak tahu.
Hieroglyph adalah kata Yunani, artinya kira-kira lambang atau gambar yang
difungsikan sebagai huruf. Hieroglyph terakhir dituliskan di Philae, sentral
pemujaan dewi Isis, sekitar tahun 394. Kuil Isis di pertengahan abad VI
ditutup kaisar Byzantium, Justinian. Sejak itu Hieroglyph tertimbun debu
hampir 1400 tahun hingga rahasianya diurai Champoleon 1822. Alhasil harta
karun Kibti hingga fajar peradaban abad XXXV SM pun terungkap.

Mengapa nama-nama Kibti harus disebut dalam Yunani kuno? Sepanjang yang
tercatat sejarah, orang-orang Yunani lah yang memulai hobby jalan-jalan.
Turis-turis Yunani datang ke Mesir, melayari Nil hingga ke hulu. Herodutus,
bapak sejarah, mengunjungi padang Giza dan bersua 3 piramida besar. Ketiganya
diberinya nama Cheops, Chepren, Mycerinus. Baru setelah temuan Champoleon
terungkap nama aslinya Khufu, Khafre, Menkaure.

Herodotus juga bersua makhluk berkepala manusia berbandan singa dan segera
ingat trilogi Oedipus karya Sophocles. Dalam karya Sophocles disebut makhluk
berkepala manusia berbadan singa (Sphinx) yang menjaga gerbang Thebes. Siapa
pun yang memasuki Thebes diberinya teka-teki, "Makhluk apa yang di pagi hari
berjalan dengan 4 kaki, 2 kaki di siang hari, dan 3 kaki di malam hari?" Yang
tak bisa menjawab langsung tewas di tangan Sphinx. Oedipus berhasil menjawab
teka-teki ini sekaligus membunuh Sphinx. Makanya bisa dipahami jika Herodotus
menamai pengawal padang Giza itu Sphinx.

Herodotus lalu menghulu Nil dan singgah di kuil Karnak. Sekarang ini situs
Karnak terletak sekitar 3km utara kota Luxor di Upper Egypt. Dalam bahasa
Kibti nama resmi kuil Karnak adalah ipet isut. Artinya, tempat terindah di
bumi. Herodotus melihat deretan pengawal bertubuh singa berkepala lembu (dewa
Amun). Deret makhluk mirip Sphinx, pikirnya. Jadilah ipet-isut disebut
Thebes. Thebes yang asli terletak di Yunani daratan, di propinsi Sterea
Ellada. Tepatnya di dekat kota Thuva, tak jauh dari situs Delphi.



Kembali ke kucing. Bahasa Kibti kucing 'mwt'. Seluruh Hieroglyph adalah
konsonan tanpa vokal. Jika kita mengenal Arab gundul (pegon) dan Ibrani
gundul, cikal bakalnya adalah dari Kibti. Bagaimana bacaan 'mwt' yang benar?
Ini tugas paranormal bukan sejarawan-:). Bacaan 'miwt' atau 'miawt' adalah
konvensi agar lidah tidak keseleo. Kata 'pharaoh' pun juga konvensi para
Egyptologist atas kata hieroglyph 'pr'. Arti asli pharaoh (di Arabkan fir'aun,
dengan ain dan diawali 'f' karena bahasa Arab tidak punya huruf 'p') adalah
rumah besar.

Sewaktu menyiapkan jalan ke Mesir 2 tahun lalu, saya temukan hal menarik di
museum Kairo. Selain mumi para pharoh di museum juga bisa dilihat mumi-mumi
binatang. Dewa-dewa Kibti banyak yang berasosiasi dengan binatang seperti
Horus (elang), Sobek (buaya), Bastet (kucing). Basket pada awalnya (di
kerajaan Kibti tua dimanifestasikan dalam harimau. Kian zaman bertambah, arca
bastet bertambah langsing hingga seperti kucing. Segera saja ruang mumi
binatang saya tempatkan di urutan ke-3 (setelah ruang mumi pharaoh dan galeri
khusus Tutankhamun) yang tak boleh dilewatkan. Ketika kesempatan mengunjungi
museum Kairo tiba, ruang mumi binatang sedang dibenahi. Koleksinya dikeluarkan
dan mumi kucing baru saya temukan setelah bertanya ke sana ke mari.

Anda ingin melihat mumi si meong? Tak perlu jauh-jauh ke Kairo. Di museum
Kuching, Serawak, pun tersimpan mumi si pus yang memang pinjaman dari museum
Kairo.

03 Februari 2008

Kucing Garong Berdarah Biru

Di asrama, ada kucing angora bernama Whisky. Kata orang Whisky itu kependekan dari “Whiskers”, karena kumis kucingnya memang panjang dan lentik-lentik (lucu gitu). Ada juga yang bilang, itu pelesetan dari Whiskas, nama merek makanan kucing.

Whisky itu kucing angora berwarna hitam, dengan bulu perut berwarna putih. Jadi, Whisky bukan kucing penyihir, ya. Katanya kalau kucing penyihir, harus yang berwarna hitam legam dan bulunya pendek terawat (nggak gondrong kayak kucing angora atau persia).

Kata satpam asrama yang udah lama kerja di sana, Whisky itu udah tua. Umurnya dah uzur gitu deh… makanya nggak heran kalau gelagatnya itu mirip seperti makhluk yang sudah tua. Kerjaan sehari-harinya itu jilat-jilat bulu (makanya jadi bagus dan mengkilap), berjemur (kala hari cerah), makan, dan ngariung di pinggir pemanas ruangan (kala hari dingin). Pokoknya, hidupnya itu benar-benar cuek dan benar-benar minim aktivitas yang heboh. Whisky paling males kalo disuruh ngejar mainan, paling emoh kalo disuruh jalan jauh-jauh, walaupun sudah diiming-imingi makanan yang maha-banyak.

Beda dengan kawan seperjuangannya. Ini Tom. Dulu namanya Vodka. Jelas yang dulu pertama ngasih nama lagi teler. Entah kenapa sejarahnya namanya berubah dari Vodka jadi Tom.

ini Tom

Tom ini jenis kucing cowok berdarah preman. Salah satu hobinya adalah bertengkar dan berantem dengan hewan lain — anjing, kucing, tikus, burung, uler, semuanya dijabanin. Sering banget si Tom terlihat pipincangan menyebrangi kebon asrama, dengan bulu kaki pitak, sebagai tanda bulunya baru dicukur oleh dokter hewan supaya lukanya bisa dibersihkan dan dijahit. Foto yang di atas itu ya foto si Tom sehari setelah kunjungannya ke dokter hewan, untuk buka jahitan. Makanya bulu di salah satu kakinya tampak agak tipis dan beda warna dibandingkan bulu lainnya. Mungkin ini gara-gara si Tom kebanyakan ngehayal jadi harimau. Lorengnya udah mirip, mukanya juga lumayan lebar.

Walaupun nakal, si Tom ini juga manjanya nggak ketulungan. Standar kucing manja, ke sonoannya lagi. Misalnya aja, dia nggak mau tuh — atau jarang mau makan — makanan khusus kucing (walaupun sebenernya itu makanan kucing sama atau lebih mahal daripada makanan manusia). Kecuali mungkin kalau kepepet banget kali, ya. Tapi, ga pernah ngeliat Tom kepepet sampe harus makan makanan yang di bawah standar dia. Maklum sebagai kucing asrama, efektif majikannya ada ratusan. Masa’ sih satu aja nggak ada yang mau ngasih makan?

Dulu, ada temen asrama yang jadi majikan favoritnya si Tom. Gimana nggak, si Tom bener-bener diperlakukan kayak raja. Dikasih makan ham, dikasih minum susu murni yang bener-bener seger (masih lebih segeran susu yang langsung dari sapinya, sih. Tapi di asrama ga ada yang miara sapi. Udah nyari, tetep ga ada). Si Tom nggak mau makanan sisa. Makanya, temenku sebelom makan itu selalu nyendokin jatah si Tom. Pokoknya dari segi gizi, bisa jadi gizi tuh kucing lebih bagus daripada gizi anak-anak asrama pada umumnya. Daging segar, sayur segar, dan sesuai dengan anjuran gizi khusus hewan (ada temenku yang lain yang dokter hewan).

Nggak cuma gizi makanannya doang yang diperhatiin, tapi si Tom ini bener-bener disayang sama temenku yang satu itu — bulu-bulunya disikat, dikasih bedak anti-kutu, dikelonin, diajak maen, diajak ngobrol, pokoknya dimanja banget.

Suatu hari, temenku pulang ke negaranya dan ga balik lagi (udah lulus kuliah ceritanya). Si Tom yang nggak tau kalo temenku udah pulang (karena nggak sempet pamitan), dengan memelasnya nungguin di depan kamar temenku itu. Sejam… dua jam… tiga jam… sampe si Tom terngantuk-ngantuk. Akhirnya, ketika hari mulai malam, si Tom kayaknya mulai sadar kalo “majikan”nya ini nggak akan balik lagi.

Besoknya si Tom udah nggak berkunjung lagi ke tempat kita. “Mungkin udah nemu majikan baru lagi kali…” kata temenku itu lewat telepon ketika aku cerita tentang tingkah polah si Tom sepeninggalannya. “Namanya juga kucing,” katanya, “…kesetiannya cuman sebates perut.” Bener aja, keesokan harinya aku ngeliat si Tom lagi nguntit anak dari asrama sebelah.

Tapi aku yakin, belom ada yang bisa ngasih perhatian ke si Tom seperti yang diberikan sama temenku itu. Soalnya, seringkali keliatan si Tom ngeronda di depan kamar temenku itu, dan kaget kalo ngeliat orang yang keluar dari kamar itu udah beda.

Kisah Kucing yang Pergi ke Mekah

Penulis: Muhammad Ja'far, Peneliti Pustaka LP3ES, Jakarta

Perhelatan ritual keislaman tahunan terbesar, ibadah haji, akan tiba. Hal itu ditandai berangkatnya rombongan jemaah haji Indonesia. Secara faktual, di samping salah satu implementasi ritual keislaman, pelaksanaan ibadah haji merupakan momentum strategis bagi berlangsungnya proses transformasi budaya antarmuslimin dari berbagai negeri.

Tanah Arafah, secara tidak langsung, menjadi ajang berlangsungnya transfer kebudayaan dan tukar-menukar tradisi. Karena itu, tatkala pulang ke negeri masing-masing, bukan hanya gelar sebagai 'haji' yang dipanggul, tapi juga oleh-oleh kebudayaan yang kemudian mengalami pergumulan dengan budaya dan tradisi setempat sehingga membentuk sebuah wajah budaya atau tradisi keislaman baru. Dalam konteks ini, Mekah menjadi pusat terjadinya jual beli atau tukar-menukar kebudayaan.

Fabel konon merupakan salah satu buah varian (produk) budaya yang sering ditransformasikan pada momentum pelaksanaan ibadah haji. Fabel adalah cerita fiktif dengan binatang sebagai karakter tokohnya. Fabel biasanya mengandung sebuah pesan yang hendak disampaikan pada para pembaca atau pendengarnya. Baik melalui jalan ceritanya maupun karakteristik setiap tokoh. Setiap negara memiliki cerita fabel yang berbeda dan merepresentasikan karakteristik tekstur sosial-kulturalnya khasnya. Pada momentum pelaksanaan ibadah haji, fabel merupakan salah satu produk budaya yang saling dipertukarkan. Setelah dibawa pulang, fabel tersebut kemudian mengalami proses 'lokalisasi' sesuai dengan kultur dan konteks sosial setempat. Namun, dengan substansi pesan dan hikmah (muatan nilai) yang biasanya relatif sama, tidak mengherankan jika terdapat sebuah fabel dari dua negara berbeda dan memiliki substansi cerita yang sama, namun alur dan penokohannya berbeda.

Ada sebuah fabel yang substansinya berkenaan dengan ibadah haji. Fabel tersebut berjudul Kucing yang Pergi ke Mekah. Walaupun fabel itu diduga berasal dari Suriah, konon, muatan ceritanya mungkin terinspirasi dari dua fabel yang berasal dari negeri non-Arab yang berjudul Kalila wa Dimna yang merupakan terjemahan dari sebuah cerita versi Pahlevi yang berbahasa Sansekerta berjudul Pachatantra dan fabel Fables of Bidpai (Inea Bushnaq: 2003). Saya tidak dapat memastikan proses transformasi fabel tersebut terjadi pada ajang pelaksanaan ibadah haji. Tapi ada kemungkinan demikian jika merujuk pada substansi kisahnya.

Fabel Kisah Kucing yang Pergi ke Mekah itu mengandung pesan yang cukup reflektif tentang makna pelaksanaan ibadah haji. Cerita fabel tersebut, dahulu kala, ada raja kucing yang baru pulang dari berziarah (baca: haji) ke Mekah. Sebagai bentuk penghormatan kepada setiap penziarah, raja tikus merasa berkewajiban menjenguk dan memberikan ucapan selamat. Niat itu disampaikan raja tikus kepada rakyatnya. Namun ditolak dengan alasan bahwa kucing jahat sehingga pasti akan memangsa mereka. Dengan bijak dan penuh kearifan, raja tikus menjelaskan setelah menjadi seorang 'haji' (penziarah), raja kucing tentulah berubah tabiatnya. Ia tidak lagi seperti dulu, bengis dan rakus. Bahkan, jelas raja tikus, konon kini raja kucing selalu menghabiskan waktunya untuk bersembahyang dan berzikir. Ia telah insaf dan bertobat. Karena itu, wajiblah bagi mereka untuk menyambung tali silaturahim, demikian argumentasi raja tikus pada rakyatnya. Namun, sang rakyat tikus tetap tak teryakinkan.

Akhirnya, raja tikus memutuskan untuk pergi seorang diri mengunjungi raja kucing yang kini telah memanggul gelar 'haji' tersebut. Sesampainya di tujuan, tampak raja kucing sedang khusyuk berdoa dan berzikir. Saat melihat pemandangan itu, raja tikus semakin yakin perjalanan spiritual ziarah menuju Mekah ('haji') benar-benar telah mencuci karakter lama sang raja kucing menjadi sosok yang sepenuhnya baru. Maka, mendekatlah raja tikus menjulurkan tangannya pada raja kucing, bermaksud menghaturkan kata selamat dan pujian. Tapi, betapa kagetnya si raja tikus ketika tiba-tiba raja kucing ternyata menjulurkan cakarnya secepat kilat dan sekuat perisai berupaya menangkap raja tikus. Untung, luput!! Dan sekejap mata, raja tikus melarikan diri, terbirit-birit menuju sarangnya, kembali pada rakyatnya. Sesampainya di kerajaannya, rakyat tikus yang berdebar menunggu kabar, bertanya kepada sang raja perihal hasil pertemuannya dengan raja kucing. Dengan terengah-engah, raja tikus berujar, "Lupakan ibadah hajinya! Mungkin benar ia berubah layaknya seorang 'haji', namun, tetap saja ia menerkam seperti sebelumnya." (Hal 174)

Dua tokoh binatang itu memang dikenal memiliki sejarah permusuhan abadi. Fabel tersebut sarat akan pesan moral dan memuat makna etik yang mendalam tentang arti substansial ibadah haji. Itu semacam oleh-oleh kebudayaan dari pelaksanaan ibadah haji. Fabel tersebut hendak berpesan bahwa di balik tatanan ritualnya, ibadah haji menyimpan pesan dan makna mendalam tentang nilai-nilai sosial-etik, toleransi, keadilan sosial, persamaan hak dan martabat, serta solidaritas global. Secara umum, ibadah haji meneguhkan konsep etis-moril tentang keharusan penyeimbangan pemenuhan hak dan kewajiban setiap individu pada aras sosial. Karena itu, setelah menunaikan ibadah itu, si haji diharapkan tampil sebagai sosok muslim dengan karakter yang sepenuhnya baru dalam melihat dan merespons realitas sosial.

Namun, fakta di lapangan kerap menunjukkan kecenderungan sebaliknya. Sepulang dari berziarah (haji), perangai, responsilitas dan sensitivitas sosial seorang muslim tetap pada derajat yang memprihatinkan. Bahkan, ironisnya, pelaksanaan ibadah haji sekadar dijadikan ritual simbolik tanpa makna, ajang gengsi sosial, atau malah dijadikan sebagai kedok untuk mengompensasi atau menutupi perilaku sosialnya yang manipulatif (misalnya korupsi). Paradoks, bukan? Tapi itu fakta, bukan fabel!

Apa penyebab semua ini? Adakah ekspektasi kita terlalu berlebihan terhadap efektivitas fungsi sebuah ibadah (haji) dalam mengubah karakter sosial seorang penganut muslim? Toh, secara gramatika, arti kata 'haji' itu sendiri tak lebih dari sekedar 'penziarah'. Tapi, bukankah memang demikian yang selalu diklaim agama Islam bahwa ibadah haji menempati posisi yang demikian penting dan krusial. Secara hukum, ditetapkan, label 'wajib' bagi yang 'mampu'. Lalu, kira-kira di mana letak kesalahannya? Pemahaman kita tentang konsep ibadah itu sendiri atau bahwa sebenarnya konsep tentang ibadah itu sendiri perlu dikaji ulang pada beberapa sisinya? Dengan kata lain, efektivitas fungsi sebuah ibadah akan tetap dapat dipertahankan dalam lintasan zaman jika dibarengi dengan upaya transformasi. Bukan saja pada tataran pemaknaan (substansi), namun juga menyangkut sisi 'artifisialnya' itu sendiri. Apa yang salah dengan ibadah haji (yang kita lakukan)?

Entahlah, yang jelas, fungsi sebuah fabel adalah sebagai media pembelajaran (hikmah). Termasuk fabel Kucing yang Pergi ke Mekah. Agar seorang yang nantinya setelah pulang dari Mekah memanggul gelar 'haji' benar-benar memancarkan karakter seorang penziarah. Tapi, bagaimana seseorang dapat belajar dari binatang jika perilakunya tidak berbeda? Semoga kita bukanlah 'kucing-kucing' yang pergi ke haji. Amin!

Cerita Kucing Vegetarian

Diceritakan oleh Taipei, Formosa


Dapatkah seekor kucing menjadi vegetarian? Kebanyakan dokter hewan akan berkata, "Tidak mungkin. Saya tidak pernah mendengar hal seperti itu. Bagi kucing, lebih baik mati dari pada menjadi vegetarian!" Tetapi Saudari Liu punya seekor kucing yang sangat luar biasa, bernama "Bighead (si Kepala Besar)" yang sangat ketat bervegetarian, menolak untuk menyentuh makanan apa saja yang berbau daging, bahkan juga "daging" vegetarian. Di bawah ini adalah cerita yang menarik dari kucing yang luar biasa ini. Tuhan pasti telah mengatur agar saudari Liu bertemu dengan Bighead. Setelah diinisiasi, saudari Liu tidak memelihara binatang sebab dia harus bervegetarian dan tidak suka akan bau binatang. Kemudian pada suatu hari, dia pindah ke rumah yang baru. Setelah memindahkan barang-barang, dia menemukan seekor kucing liar yang badannya kecil dan kurus kering di tangga apartemennya, dan untuk beberapa hari dia memberikan susu dan biskuit pada kucing itu. Saudari Liu mengajar Bahasa Inggris di rumah, dan suatu hari sebelum kelas dimulai, kucing itu mengikuti muridnya masuk ke dalam apartemennya. Tetapi, saudari Liu yang selalu menjaga kebersihan rumahnya, tidak mau memelihara binatang itu dan mengeluarkannya. Pada malam itu, beberapa saudara sepelatihan datang ke rumah saudari Liu untuk meditasi kelompok, dan seorang dari mereka mengusulkan agar saudari Liu memelihara kucing yang tak berdaya itu. Pada hari berikutnya, ketika saudari Liu melihat kucing itu di tangga, dia membuka pintu dan berkata pada si kucing, "Jika kamu ingin tinggal bersama saya, kamu harus menjadi vegetarian seperti saya." Kemudian saudari Liu mulai menghitung dari satu sampai sepuluh dan dia memutuskan akan menutup pintu jika si kucing kecil itu tidak masuk ke dalam rumah sebelum dia selesai menghitung. Tetapi ketika dia menghitung sampai delapan, si kucing dengan perlahan berjalan masuk dan mulai saat itu menjadi anggota keluarga saudari Liu. Apa yang sebenarnya dimakan oleh Bighead? Saya yakin semuanya ingin tahu tentang itu! Bighead makan ketimun, tunas alfalfa, pepaya, buah kesemak, apel, pir, seledri, kubis, tomat, serat daging vegetarian, biskuit, dan bahkan pothos rebus (potted golden pothos). Dia terutama sangat suka akan ketimun, tunas alfalfa dan makanan asam manis. Bahkan sekarang dia mendapat hal-hal baru dalam daftar makanannya! Hal lain yang menarik dari kucing ini adalah dia memilih makanan yang ringan. Dia menolak makanan vegetarian yang menyerupai daging. Luar biasa! Kita tahu bahwa kucing tidak punya gigi geraham, lalu bagaimana Bighead mengunyah makanan? Saudari Liu mengunyah makanan itu duluan dan kemudian menempatkan sepotong kecil, yang tidak lebih besar dari kacang ijo, di telapak tangannya dan memberi makan pada si kucing. Setiap kali makan akan menghabiskan waktu sekitar satu jam. Pada permulaan, Bighead belum dapat mengontrol rahangnya dengan baik dan giginya menggarut jari saudari Liu, tetapi sekarang kucing pandai itu telah belajar bagaimana menjilat makanan tanpa melukai majikannya. Dari sini kita tahu kalau binatang pun punya perasaaan dan sangat berpengertian. Ketika Saudari Liu membawa Bighead ke dokter hewan untuk pertama kalinya, kucing itu mengambil sikap bertahan dan galak. Setelah tiga kali berkunjung, kucing itu menjadi jinak, tenang dan sangat bekerja sama. Pada mulanya dokter hewan itu tidak percaya kalau kucing pun dapat menjadi vegetarian. Di bawah pemeliharaan yang teliti, kucing tak berbulu ini mulai mempunyai bulu lagi dan karena berdiet vegetarian, dia tidak berbau seperti halnya binatang lainnya.

02 Februari 2008

Sayang Kucing...


Iiiih,,, lucunya...

STOP...!!! yang lucu yang mana nih ???

Ya kucingnya donk... imut kan ...

30 Januari 2008

Memelihara sikat gigi yang baik dan benar..

Pemeliharaan sikat gigi kadang kala sering diabaikan oleh banyak orang. Padahal ’benda kecil’ ini turut memegang peranan penting dalam upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Kondisi gigi yang berlubang atau gusi yang meradang bukan hanya berasal dari faktor di dalam mulut itu sendiri, tapi faktor dari luar mulut seperti pemilihan dan pemeliharaan sikat gigi ternyata juga dapat berpengaruh. Berikut ini ada sedikit tips tentang bagaimana caranya memelihara sikat gigi yang baik dan benar.

Setelah sikat gigi yang baik dan benar selama dua menit, sikat gigi dibersihkan dengan cara :

  • Ketuk-ketuk sikat gigi supaya sisa air dari sikat gigi yang kita bersihkan dapat menjadi kering
  • Keringkan sikat gigi secara perlahan-lahan dengan menggunakan handuk yang halus dan usahakan untuk menjemur sikat gigi di tempat yang terkena sinar matahari
  • Tidak menyimpan sikat gigi di kamar mandi karena udara kamar mandi sangat lembab sehingga sikat gigi mudah ditumbuhi kuman dan jamur
  • Siapkan minimal 2 sikat gigi yang sebaiknya digunakan bergantian pada pagi dan malam hari apabila sikat gigi yang satu sedang kita keringkan
  • Ganti sikat gigi tiap tiga bulan sekali
Semoga tips-tips ringan di atas dapat membantu untuk mewujudkan kondisi gigi dan mulut yang lebih sehat. Selamat mencoba.

Keutamaan Hamdallah

Mulailah segala sesuatu dengan basmalah dan akhirilah dengan membaca hamdalah. Tentu ajaran ini sudah di luar kepala bagi setiap muslim, walau kadang masih saja terlewat. Namun ada sesuatu yang membuat kita mengernyitkan dahi ketika ajaran seperti itu diterapkan tidak pada tempatnya. Bisakah hal itu terjadi?

Kita ambil contoh, dalam suatu malam penganugerahan kepada para insan perfilman, seorang pemeran utama naik ke panggung dengan pakaian “seadanya” untuk menerima penghargaan sebagai pemeran terbaik, setelah menerima award seperti lazimnya, ia memberikan sepatah dua patah kata dan tak lupa ia mengucapkan salam dan puji syukur, bahkan kadang disertai sujud syukur, “Alhamdulillah berkat Allah saya dapat memenangkan award ini, bla…bla…bla…”

Di sisi lain kita tahu bagaimana, sebagai apa, peran artis tersebut dalam suatu film, memang sih aktingnya bagus, tapi dia berperan seronok yang jauh dari pesan-pesan moral dan tuntunan agama. Suatu ketulusan yang tidak pas, suatu ketulusan yang mungkin tepat waktu, tapi tidak tepat sasaran. Tepat waktu karena dia mendapatkan anugerah yang tentu tidak semua orang bisa meraihnya, tapi tidak tepat sasaran karena apa yang ia lakukan
sehingga mendapat anugerah tersebut.

Contoh yang lebih sederhana, seorang pelajar atau mahasiswa, ketika dalam suatu ujian dia mengalami kebuntuan, tiba-tiba terpikir untuk melirik jawaban teman di bangku sebelah, karena tidak biasa nyontek, “deg-degan juga nih”, tapi karena godaan begitu kuat (dasar syetan!) akhirnya diputuskan juga untuk melirik jawaban dari tetangga sebelah yang kebetulan terkenal pintar, dan tak lupa dia menerapkan ajaran di awal tulisan ini, dia mengucap “Bismillaahirrahmaan irrahiim, semoga tidak ketahuan dengan penuh ketulusan, lhoo….?

Seorang PSK dengan penuh kepasrahan berujar, “Walaupun pekerjaan saya seperti ini, tapi alhamdulillah saya bisa menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak saya yang entah di mana bapaknya” welehweleh ….

Mungkin pula seorang pencuri, pembunuh, pemabuk, bahkan koruptor tak melewatkan membaca bismillah dan hamdalah untuk memulai dan mengakhiri aksinya. Ini sesuatu yang tidak pas, aneh, atau bagaimana ya?

Mungkin itulah gambaran sebagian penerapan ajaran agama dalam kehidupan di sekitar kita. Bagaimana dengan Anda?

Tentu saja Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan kita
untuk memulai sesuatu dengan menyebut nama Allah subhanahu wa ta’ala dan mengakhirinya dengan memuji-Nya adalah dalam hal-hal kebaikan.

Bagaimana dengan kejadian-kejadian di atas? Jangan-jangan mereka tidak sadar, walaupun sebenarnya tahu, kalau berzina, menyontek, mencuri, korupsi, adalah perbuatan yang tidak diridhai Allah subhanahu wa ta’ala, dan tidak selayaknya didahului dan diakhiri dengan menyebut nama-NYA.

Memang kadang kita tidak sadar dengan perkataan dan kelakuan kita sendiri, karena sudah menjadi kebiasaan, sebagai contoh, Sholat, karena sholat telah menjadi kebiasaan, kita telah hafal di luar kepala bacaan dan gerakan-gerakannya sampai-sampai kita mengerjakannya tanpa sadar, tiba-tiba, lho kok udah mo salam ya..??? Sungguh jauh dari khusyuk, na’udzubillah mindzaalik.

Allah kadang hanya diingat pada saat-saat sempit, sulit, terjepit, dan terlilit, pada saat-saat seperti itulah nama Allah muncul dalam hati kita, kemudian dengan penuh keikhlasan, ketulusan, dan menghiba kita memohon agar Allah subhanahu wata’ala mengabulkan, menyelamatkan, dan membebaskan kita dari segala lilitan tadi. Setelah bebas, di mana Dia, entah, tak muncul lagi
dibenak kita nama-Nya. Hanya sebatas inikah kadar keimanan dan
keberagamaan kita? Sungguh menyedihkan, tak jauh beda dengan imannya Fir’aun yang mengatakan aku beriman kepada Tuhannya Musa dan Harun, namun perkataan itu tiada gunanya karena terucap di kala nyawa sudah ditenggorokan, na’udzubillah mindzaalik.

Setiap saat kita perlu bermuhasabah, melihat ke belakang apakah
perkatan, pekerjaan, dan perilaku kita sudah sesuai dengan tuntunan dari Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam?

Selalu berpikirlah dengan apa yang sedang kita kerjakan ataupun kita katakan, tepatkah perkataan saya ini? Benarkah, pantaskah saya melakukannya? Mulailah dengan basmalah dan akhirilah dengan hamdalah, dengan penuh ketulusan dan khusyuk semata-mata karena Allah subhanahu wa ta’ala dan hindarilah perbuatan dan perkataan yang tidak diridhai Allah subhanahu wa ta’ala.
. . . . . . . . Selamat datang dan terima kasih anda sudah mau berkunjung di blog Caties_maniz . . . . . . . .
Web Hosting